Kamis, 06 Agustus 2015

Renungan 19 Juli 2015

Berbagi Komunikasi Positif
DR. Nick & Nancy Stinnett; Joe & Alice Beam
Sambungan 12 Juli 2015

ENAM KAIDAH BERKOMUNIKASI DENGAN BAIK 
Terapis perkawinan dan keluarga tidak saja menunjuk kurangnya komunikasi sebagai sumber ketidak bahagiaan keluarga, juga ditunjukkan bahwa komunikasi yang buruk menyebabkan ketidakbahagiaan. Agar itu tidak terjadi dalam keluarga Anda, marilah kita lihat beberapa hal yang harus dipelajari keluarga tentang komunikasi yang baik. Pengalaman mereka menolong kita melihat bagaimana cara komunikasi yang salah dan memilih yang efektif.
Pada dasarnya keluarga kokoh memberikan enam kaidah berkomunikasi yang baik.

I. Sediakan Cukup Waktu 
Seorang pria berdiri diam dengan anak laki-laki, menantu perempuan dan tiga cucunya memandang melampaui tepi Grand Canyon dari Colorado River di Arizona.
Ia bukan saja tenggelam dalam keindahan warna-warni pemandangan yang memikat itu melainkan dia juga memikirkan hal yang berbeda sama sekali. Ia memikirkan perubahan yang terjadi dalam keluarganya, perkawinannya, kelahiran anak-anaknya, dan sekarang ia menjadi bagian dari proses tumbuh kembang cucu-cucunya. Akhirnya pikirannya kembali pada pemandangan di depannya dan ia mengagumi keindahan kekayaan alam yang luar biasa itu. Ia membayangkan proses bertahun-tahun yang diperlukan untuk menciptakan kreasi yang begitu menakjubkan semuanya berjalan tanpa rasa tergesa-gesa atau mendesak. Sambil berpikir ia berbisik. "Hal-hal yang indah memerlukan waktu."
Hal-hal yang indah memang biasanya memerlukan waktu: the Grand Canyon, keluarga yang hebat dan komunikasi yang baik. Keluarga yang kokoh mengisi waktunya dengan berkomunikasi.
Seorang ayah mengatakan:
Kami mengisi waktu untuk saling bicara mengenai segala sesuatu. Pembicaraan biasanya tidak mengenai hal yang mendalam. Banyak di antara yang kami bicarakan itu dianggap orang lain sebagai hal-hal sepele, tetapi kami menikmati berbicara satu dengan yang lain, juga jika apa yang kami bicarakan itu tidak penting.
Yang lucu adalah bahwa kami kadang-kadang sampai pada permasalahan penting - perasaan atau nilai-nilai yang memang perlu didiskusikan. Dan saya selalu merasa tidak dapat mengharapkan isteri atau anak mengajukan hal-hal berat jika saya tidak tertarik pada bagian yang kurang penting dalam hidup mereka. Kalau anak laki-laki saya tidak dapat bicara dengan saya mengenai mobil dan tenis, mengapa ia harus merasa saya akan mendengarkannya mengenai masalah narkoba di sekolah?

Sementara banyak komunikasi dalam keluarga kokoh bersifat spontan "Kami berbicara sambil melakukan pekerjaan bersama" atau "Kami berbicara setiap saat kami bersama" beberapa keluarga kokoh merencanakan waktu tertentuk setiap hari bersama-sama untuk berbicara.
Oteka dan Jerry, misalnya memakai waktu makan malam untuk setiap anggota keluarga berbagi pengalaman yang paling menyenangkan hari itu. Keluarga lain merencanakan waktu-waktu tertentu seperti misalnya malam keluarga atau rapat keluarga, untuk anggotanya saling berbagi hal-hal yang menyenangkan, berbagi masalah dan keprihatinan. Keluarga demikian tidak menghindar dari membicarakan hal-hal yang sulit atau menganggu.
Tetapi pada waktu yang sama, mereka memastikan bahwa segi positif kehidupan terwakili dalam dialog.
Seorang ibu mengatakan:
Jika semua yang kami lakukan adalah hanya menfokuskan diri pada masalah, saya bisa gila. Orang yang terus memikirkan berbicara tentang malapetaka dalam pembicaraannya membuat saya pusing. Saya mulai merasa mual dan pusing. Hidup terlalu indah untuk diboroskan dengan keluhan tanpa akhir.
Jadi keluarga kokoh tidak mengisi seluruh waktunya dengan masalah atau keprihatinan. Mereka meluangkan waktu untuk berbicara mengenai hal-hal yang menarik bagi setiap anggotanya, baik yang sepele maupun yang penting.

2. Mendengar 
Seorang suami dari Indiana mengatakan tentang isterinya:
Beberapa orang tidak percaya bahwa isteri saya adalah penasihat yang paling terpercaya. Mereka mengira Anda harus merupakan sumber kebijakan untuk menolong orang, dan mereka tidak melihat Dottie seperti itu. Tetapi cara isteri saya menolong adalah bukan dengan mengatakan apa yang harus dilakukan tetapi dengan mendengar. Ia dapat mengajar orang untuk mendengar. Ia tidak menginterupsi kecuali menanyakan sesuatu untuk memperoleh keterangan. Ia membiarkan saya mengeluarkan segalanya. Banyak orang tidak mendengar; mereka menunggu sampai Anda diam dan mereka dapat berbicara.
Saya merasa dapat membawa segala macam situasi pada Dottie dan ia akan mendengarkannya. Dan yang mencengangkan adalah bahwa tanpa memberikan nasihat apa pun saya sudah dapat melihat masalahnya dengan jelas. Kadang-kadang penyelesaiannya datang selama saya berbicara.
Caranya ia mendengar menandakan bahwa ia peduli. Ia merasa bahwa apa yang saya katakan ituu penting.
Salah satu firman Tuhan yang harus dibingkai dan digantung di dinding adalah "Setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah."
Keluarga yang kokoh sadar bahwa komunikasi terdiri dari dua langkah. Berbicara dan mendengar. Mereka menghindarkan diri dari perangkap memfokuskan pada hanya berbicara tanpa mendengar. Dalam beberapa keluarga berbagai anggota dapat menunjukkan pada frustasi Tuhan dengan Ayub pada waktu mengatakan, "Dengarlah, maka akulah yang akan berfirman."
Tetapi dalam keluarga kokoh frustasi semacam itu tidak ada karena setiap orang tahu bagaimana mendengar atau bagaimana berbicara. Sering mereka belajar dari pengalaman seperti seorang isteri menjelaskan:
Waktu kami baru menikah, suami saya berbicara lebih banyak dari yang lain. Hal itu sepertinya dapat berlangsung berjam-jam. Saya menunggu ia berhenti agar saya dapat mengatakan sesuatu, namun ia tidak pernah berhenti. Saya harus menginterupsi dengan cepat untuk didengar. Saya merasa malu melihat caranya memonopoli pembicaraan kalau bersama teman.
Dan terus terang, saya merasa bahwa ia perlu menghargai saya dengan sekali-kali mendengarkan saya. Memang butuh waktu dan perlu diulang-ulang, tetapi ia melihat sudut pandang saya dan dengan kerja keras, ia belajar tidak bermonolog lagi. Di rumah kami, memakai alat timer secara bergilir seperti dilakukan dengan seorang anak. Saya menyetel tiga menit berikutnya tanpa interupsi yang berarti. Sementara mulai mendengarkan, kami tidak memakai timer itu. Kami juga memakai tanda rahasia yang dipakai di depan umum. Saya menyentuh giwang kiri yang berarti bahwa ia harus berhenti berbicara dan mendengar. Suatu kali, ia sedang menceritakan sesuatu yang menarik dan tiba-tiba berhenti di tengah jalan. Saya sadar bahwa saya mengangkat tangan untuk memperbaiki rambut saya dan ia pikir bahwa saya memberikan sinyal rahasia itu. Kami tertawa mengenang kejadian itu sesudahnya.
Mendengar memperkuat hubungan antar manusia dengan penyampaian pesan tentang kepedulian dan penghargaa. Keluarga kokoh meningkatkan saling pengertian dengan menjadi pendengar yang baik dan aktif. Seorang ibu menggambarkan apa yang dimaksud dengan mendengar aktif.
Anak saya yang berumur delapan tahun mulai sering mengeluh mengenai sakit kepala di sekolah. Tiga kali dalam dua minggu perawat sekolah menelpon saya bahwa anak saya datang ke perawat sekolah dengan sakit kepala dan ingin pulang. Setelah beberapa waktu saya memutuskan bahwa ini bukan virus, jadi kami mulai berkomunikasi mengenai sekolahnya. Ia menjawab bahwa semuanya baik. Nilai-nilainya baik, jadi saya merasa bahwa ia tidak mengalami kesulitan dengan pelajarannya. Saya teruskan ke waktu istirahat. Tidak banyak yang saya peroleh kecuali bahwa Pat menganggunya tentang goal yang tidak berhasil dibuatnya. Saya terus menanyainya selama minggu berikutnya dan dengan hati-hati mencatat ekspresi muka dan suara maupun kata-katanya. Ternyata beberapa kali Pat menganggu, menggertak dan sebagainya. Ia juga membuat kelas kehilangan waktu membaca di perpustakaan karena ulahnya. Saya mulai mencurigai bahwa Pat lebih sering menjadi penyebab "sakit kepalanya."
Seperti diperlihatkan ibu ini, pendengar aktif mencatat ekspresi muka, gerak-gerik badan, demikian juga nada suara. Mereka mengangguk atau mengatakan "okay" atau "teruskan" atau sesuatu yang mengindikasikan perhatian mereka. Dan pendengar yang betul-betul baik "menyelidiki", seperti dinyatakan novelis abad kesembilan belas Dinah Maria Mulock: "Alangkah senangnya, kesenangan merasa aman berada dekat dengan seseorang, tidak perlu memikirkan atau mengukur kata-kata, melainkan mengeluarkannya seadanya, kulit dan bijinya sekaligus; dengan kepastian bahwa ada tangan yang dapat dipercaya yang akan mengambil dan mengupasnya, menahan apa yang dapat dipertahankan, lalu dengan napas kebaikan, meniup sisanya."

3. Memeriksa
Bob cepat naik darah sepanjang malam itu. Beberapa kali ia menggertak Anne tanpa alasan dan bersikap diam tidak seperti biasanya. Sudan tentu Anne merasa terganggu. Ia merasa sakit hati dan marah terhadap Bob. Namun, kemarahannya didasarkan pada asumsi bahwa perilaku negatif dan kejengkelan Bob ditujukan pada dirinya. Seperti diketahui para konselor perkawinan dan pendengar yang baik, hal itu sama sekali bukan masalahnya.
Untuk mengetahui apa masalah sebenarnya, Ann mengeceknya. Mengeceknya?
Ya, ia memutuskan melihat apakah Bob marah atau jengkel dengannya atau karena ada masalah lain. Ia mengatakan: "Bob, kamu malam ini terus marah-marah. Apa itu karena saya melakukan kesalahan atau ada masalah lain? Apakah kamu baik-baik saja sekarang? Bob kemudian bercerita pada Ann bahwa anggaran di kantor dipotong dan karena itu, ia harus memberhentikan seorang temannya. Ia menyesal dengan keadaan itu namun tidak ada pilihan lain dan karena hal itu ia merasa frustasi. Ia sama sekali tidak marah atau jengkel dengan Ann. Seandainya Ann tidak mengklarifikasi arti komunikasi itu, ia bisa saja salah mengerti perilaku Bob dan kemudian bereaksi dengan cara yang akan semakin memperburuk situasi tersebut. Di sini Anda melihat bahwa memeriksa arti pesan yang tidak jelas adalah teknik yang baik untuk komunikasi yang baik. Pesan yang tidak jelas dapat diklarifikasi dengan mengatakan: "Saya tidak yakin dan mengerti apa yang anda maksudkan" atau "pengertian saya begini tentang apa yang Anda katakan ... apakah itu benar?
Kewaspadaan memperjelas pesan yang kabur atau salah akan membantu keluarga yang kokoh menghindari dua kesulitan komunikasi: komunikasi tidak langsung dan membaca pikiran.

.....bersambung 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.