Sabtu, 04 Juli 2015

Renungan 21 Juni 2015

Ungkapkan/Tunjukkan Pengharapan dan Kasih Sayang

Dr. Nick & Nancy Stinnett; Joe & Alice Beam
Sambungan Minggu 14 Mei 2015

Berbagilah berlian yang Anda tambang bersama mereka. Dan dari merekalah Anda menambangnya.

Alasan lain mengapa orang tidak sering menyatakan apresiasi adalah bahwa mereka mempunyai harga diri yang rendah. Sementara rumah yang mempraktekkan apresiasi dan kasih sayang cenderung mempromosikan harga diri yang sehat, namun ada waktunya anggota di dalam rumah itu mempertanyakan nilainya. Cara menolong anggota keluarga demikian adalah dengan tetap menambang berlian. Seorang ibu di Nevada berbagi kasih ini:
Anak perempuan saya pada waktu ini mempunyai masalah dengan jerawat dan perubahan lain yang berkaitan dengan pertumbuhan. Ia merasa jelek dan aneh. Sebagai kompensasi ia mulai mengejek anak perempuan dan anak laki-laki lain dengan mengatakan betapa jeleknya kulit Jenie atau betapa gemuknya Elly atau betapa anehnya Bill.
Kami tidak menyukai cara seperti itu, jadi padanya kami tekankan bahwa ia akan melewati masa ini. Kami mencoba agar ia memfokuskan diri pada sisi baiknya. Saya memberinya bermacam pita dan sisir fantasi karena rambutnya bagus sekali. Kami melarangnya melecehkan orang lain dan menyimbangkan komentarnya. Misalnya jika ia mengatakan Elly gemuk, kami katakan : ia juga sedang tumbuh. Selain itu, ia seorang murid dan pemain musik yang baik.

Ibu ini melakukan hal yang baik. Ia menggali berlian dalam diri anak perempuannya dan orang-orang lain, kemudian memperlihatkan kepada anaknya perhiasan indah yang didapatinya. Ia menolong anaknya melihat apa yang baik di dalam dirinya dan teman-temannya.
Kalau kita tidak merasa ada hal yang baik dalam diri kita, sulit melihat yang baik dalam diri orang lain. Alkitab menjelaskannya dengan baik. Salah satu ayat yang sering dikutip adalah: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Seorang yang menolak melihat yang baik dan bernilai dalam dirinya tidak dapat melihat yang baik dan bernilai di dalam diri orang lain.
Berurusan dengan orang yang tidak mempunyai harga diri, sangat penting untuk bertindak positif. Ajari mereka secara perlahan bagaimana menghormati orang lain dengan memperlihatkan bahwa Anda menghargai mereka. Ini bukan hal yang mudah, karena beberapa orang memang menjengkelkan. Mereka adalah tantangan untuk dikasihi dan diapresiasi. Tetapi yang harus diingat adalah bahwa sementara mereka belajar pengalaman harga diri yang sehat, mereka juga dapat belajar menghargai orang lain.

Nyatakan Apresiasi secara Jujur.
Kami seriang ragu-ragu memperlihatkan kekaguman bagi orang lain karena berpikir bahwa mereka akan merasa kami tidak jujur atau mempunyai motif tersembunyi. Seorang isteri di California mengatakan sebagai berikut:

Kalau saya mengatakan pada suami bahwa ia seorang ahli mesin yang baik, ia tahu bahwa saya bohong. Tetapi ia ayah yang sangat baik untuk anak-anak kami. Ia menikmati waktu berjam-jam dengan mereka. Mereka pergi ke semua tempat pembangunan melihat mobil kerek dan bulldozers. Tidak semua ayah demikian.

Seorang ayah dari New England mengatakan:
Pada mulanya beberapa orang ragu-ragu terhadap pernyataan apresiasi saya. Saya dapat mengira-gira mereka bertanya-tanya apa maksud saya. Saya kira saya jujur karena saya berhati-hati tidak menggunakan pujian yang berlebihan. Jika bukan itu maksudnya, saya tidak akan mengatakannya.

Anggota keluarga yang kokoh sadar tidak perlu tidak jujur dalam menyatakan apresiasi, karena setiap orang mempunyai banyak sifat dan hasil yang baik. Mereka semua percaya bahwa jika seseorang membuat kita merasa senang kita harus menyatakannya.

2. Menyakinkan Anak-anak Anda Secara Verbal.
Cara yang baik untuk memelihara suasana kasih sayang dan apresiasi dalam rumah adalah mengajarkan nilai-nilai kepada anak-anak sejak lahir. Sebagai orangtua, secara harfiah kita membuat orang yang baik atau buruk dari bayi dengan menyampaikan bahwa mereka baik atau buruk. Kita mengajarkan harga diri melalui apresiasi. Anak-anak dalam keluarga kokoh yang sudah cukup besar mencerminkan ini dalam komentarnya.

Saya senang membaca, dan ayah beserta ibu selalu senang kalau saya menamatkan sebuah buku. Kadang-kadang saya diberi hadiah dengan pergi makan pizza.

Kakak saya Josh dan saya bermain lempar bola, dan saya menang. Josh mengatakan, "Wah, kalau saya melempar bola, David selalu menangkapnya." Itu musim panas yang lalu dan saya masih senang mengenangnya.

Keluarga saya pindah dari Oregon ke Mississippi tahun lalu. Kami harus menyewa truk, mengepak dan melakukan segala sesuatu sendiri. Saya belum pernah begitu kerja keras dan begitu banyak berkeringat. Tetapi orangtua saya mengatakan bahwa mereka tidak dapat melakukan semuanya tanpa saya. Saya mendengar mereka menceritakannya kepada orang lain. Saya benar-benar merasa bangga dengan diri saya.

Pablo Cassals, pemain cello terkenal dan penerima US Presidential Medal of Freedom, berurun rembug tentang apa yang diajarkan pada anak:
Setiap detik kita hidup dalam momentum baru dan khas dari alam semesta, momentum yang tidak pernah ada dan tidak pernah akan datang. Dan apa yang kita ajarkan anak-anak di sekolah? Kita mengajar bahwa dua ditambah dua sama dengan empat, dan bahwa Paris adalah ibukota Perancis. Apakah kita juga akan mengajarkan siapakah mereka?
Kita harus mengatakan kepada mereka: Tahukah kamu siapa dirimu? Kamu sungguh mengagumkan. Kamu itu unik. Di seluruh dunia tak ada anak seperti kamu. Dan lihat tubuhmu sungguh sebuah keajaiban. Kakimu, tanganmu, jari-jari yang terampil, cara kamu bergerak! Kamu dapat menjadi seorang Shakespeare, seorang Michelangelo, seorang Beethoven. Kamu memiliki kemampuan untuk melakukan apa saja."

Jika kita menghendaki kasih saya yang tulus di rumah, kita harus mengajarkannya pada anak-anak dengan menegaskan secara verbal bagaimana kita mencintainya dan uniknya mereka pada setiap kesempatan.

3. Mengharap Anak Memiliki Kasih Sayang dan Menghargai
Hal lain yang diajarkan keluarga kokoh adalah anak-anak dapat belajar sejak dini untuk menyatakan penghargaannya. Mula-mula anak-anak belajar dari contoh orangtuanya dan melakukan tugas sederhana dengan menunjukkan terima kasih kepada orang lain. Secara bertahap mereka membangun dasar dari mana mereka melihat sifat baik orang lain dan merasa senang menunjukkan apresiasi untuk sifat-sifat itu.
Seperti seorang ayah dari Alabama mengatakan:
Banyak orang tidak peduli untuk mengajarkan anak tentang tata krama seperti mengucapkan "terima kasih." Mereka mengira anak terlalu muda untuk belajar hal-hal seperti itu. Tetapi itu tidak benar. Isteri dan saya menggunakan tata krama yang baik terhadap yang lain dan anak dalam kehidupan sehari-hari. Anak sulung yang berusia dua tahun mengatakan "dee doo" untuk mengucapkan "terima kasih."

Nancy Stinnett menceritakan tentang seorang anak Korea yang cerdas dan cantik berusia enam belas bulan  bernama Yeeun yang berada di Infant Laboratory of Alabama. "Walaupun masih sangat muda, orangtuanya telah mengajarnya membungkuk pada gurunya kalau pulang setiap hari. Itu tanda menghormati orang yang lebih tua dan tanda berterima kasih pada sang guru. Dia benar-benar menawan."

Seorang remaja dari Colorado menceritakan pada kami:

Orangtua saya memberikan kartu catatan waktu saya masih kecil. Saya ingat ada gambar pohon katak di halaman depan, tetapi kartu-kartu itu diperuntukkan untuk menulis ucapan terima kasih. Ketika saya menerima hadiah, saya diharapkan menulis terima kasih kepada pemberinya. Jika keluarga teman membawa saya dengan keluarganya ke kebun binatang atau sirkus, saya menulis surat. Orangtua akan mengingatkan saya kalau lupa.

bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.