Komitmen Terhadap Keluarga Anda
Sambungan 19 April 2015
DR. Nick & Nancy Stinnett; Joe & Alice Beam
Saya tidak berhenti. Saya suka menjual dan pekerjaannya bagus. Pendapatan saya bagus. Tetapi saya sekarang mulai belajar mengatakan tidak kepada beberapa permintaan perusahaan. Dan sekarang saya merencanakan perjalanan sedemikian rupa sehingga saya mempunyai lebih banyak waktu di rumah. Kadang-kadang saya membawa istri atau anak.
Dalam beberapa tahun saya akan pensiun, dan beberapa bulan sesudahnya saya akan dilupakan dalam pasar soft drink.
Tetapi saya akan tetap seorang suami dan ayah sampai mati kelak.
Kadang-kadang diperlukan keberanian untuk mengakui hal-hal yang bernilai dalam hidup, seperti diterangkan seorang isteri :
Kami berada dalam lingkaran setan : tidak ada waktu untuk apa-apa kecuali kerja, kami tidak pernah mempunyai cukup uang dan kami senantiasa harus berakrobat dalam mengatur pengeluaran dan keuangan. Ada yang harus mengalah.
Hal yang mengejutkan adalah: sekarang kami memiliki lebih banyak uang. Karena saya ada waktu untuk masak, kami tidak sering makan keluar seperti biasanya; saya dapat menyiapkan makanan bergizi di rumah dengan harga setengah separuh dibandingkan di luar. Saya berbelanja harga obral dan pergi ke toko harga murah untuk beli baju anak dan barang rumah tangga. Kami menjual mobil kedua, agar menghemat bensin, pemeliharaan, pening dan asuransi. Secara keseluruhan kami bisa menghemat kira-kira lima belas dolar seminggu dari sebelumnya, tetapi sekarang kami merasa lebih sehat. Kalau anak-anak sudah lebih besar saya mungkin akan bekerja lagi.
Sekarang saya merasa senang melihat pertumbuhan mereka, meneruskan keterlibatan saya dengan pekerjaan gereja, dan menyumbang dengan cara lain selain menerima gaji.
Keluarga lain berbagi kisah serupa :
Saya dapat memperoleh kapal yang saya ingini kalau mau melakukan pekerjaan kedua di akhir minggu. Hanya masalahnya, saya tidak akan mempunyai waktu untuk mengail, jadi saya tidak memerlukan kapal.
Kami dapat memiliki lebih banyak barang - mobil yang bagus, perabot rumah baru, rumah yang lebih besar - kalau saya bekerja di luar rumah. Tetapi kami lebih menghargai waktu kebersamaan kami. Di samping itu seorang harus ada di rumah sebagai pusat keluarga kami. Sekarang itulah tugas terpenting saya.
Tetapi apa yang terjadi jika kedua orangtua bekerja dan tidak ada yang dapat berhenti? Beberapa keluarga kokoh bisa mengatasi tekanan pekerjaan dengan menyeimbangkan pekerjaan dan rumah. Banyak pasangan melakukan itu dengan membagi secara seimbang kewajiban membesarkan anak dan pekerjaan rumah. Kadang-kadang perubahan tidak berjalan lancar, seperti diuraikan seorang ibu dari dua anak :
Bon-bon menumpuk. Kami harus memilih antara mengeluarkan anak dari sekolah swasta yang baik atau pekerjaan saya. Kami berdoa, berpikir untuk sekolah di rumah saja, dan akhirnya memutuskan bahwa anak-anak memerlukan apa yang diajarkan di sekolah setempat. Saya mendapat pekerjaan dengan gaji cukup untuk pelaksanaannya, tetapi pekerjaan saya di luar rumah memerlukan lebih banyak penyesuaian dari keluarga ketimbang yang saya perkirakan.
Bill membencinya. Saya tidak lagi mempunyai waktu untuk melayaninya. Dan anak-anak membencinya. Teddy menangis di sekolah karena saya sering pergi. Dan David berusaha menarik perhatian saya di rumah. Untuk sementara tampaknya seolah-olah semua yang baik, hasil pendidikan yang bagus hilang begitu saja karena reaksi negatif atas ketidak beradaan saya di rumah untuk pertama kali dalam perkawinan saya. Tetapi kami berdoa untuk keputusan itu dan merasa bahwa itulah yang terbaik, walaupun semuanya tidak berjalan seperti yang diharapkan.
Beberapa bulan sesudahnya keadaan menjadi lebih parah - Untuk pertama kali dalam perkawinan kami kata cerai timbul, dan kami berdua sangat ketakutan.
Jadi kami berbicara, banyak sekali. Dan keadaan berubaha. Bill mengurangi beban pekerjaannya. Ia melihat bahwa tidak segala sesuatu penting untuk menapaki karir di perusahaan. Pada saat ia dipromosikan sehingga saya dapat berhenti bekerja, anak-anak sudah akan tamat sekolah. Bill bekerja dengan baik dan tetap masih membawa pulang gaji yang sama, tetapi ia tidak terus berada di kantor. Ia lebih banyak menghabiskan waktu dengan anak-anak dan saya. Dan saya belajar dari kesalahannya, sehingga tidak akan tercekik oleh pekerjaan baru saya. Saya mungkin akan kembali bekerja setelah anak-anak tamat sekolah, hanya untuk menyumbangkan sesuatu kepada masyarakat, tetapi saya tidak akan membiarkan keluarga saya sekarang atau di waktu yang akan datang menempatkan mereka di tempat kedua - tidak jika anak-anak ada di rumah dan tidak setelah mereka dewasa dan keluar rumah.
Anak-anak membantu mencuci piring, memasak dan membersihkan rumah. Mereka mengeluh, tetapi bangga akan keterampilan yang baru dan mereka mendapat upah.
Akhirnya kami menyesuaikan diri dengan baik, dan anak-anak berhasil di sekolah. Semalam anak tertua saya menjelaskan tentang satu kisah yang mereka bicarakan dalam pelajaran agama di sekolah. Saya membayangkan ia menjadi guru agama di masa mendatang.
Kami telah berubah. Proses bertumbuh sungguh menyakitkan - hal itu selalu terjadi. Namun, itu sungguh baik.
... bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.