Perintah Khusus
Mrk. 8 : 1 - 10
Pdt. Prof. DR. S.J. Sutjiono
Pengaruh Tuhan Yesus yang begitu besar, telah menarik kira-kira empat ribu orang yang sudah tidak mempunyai makanan selama tiga hari sejak mengikut Tuhan Yesus di padang belantara (ay 2, 9). Heran mereka tidak merasa lapar, sebab asyik mengikut dan bersekutu dengan Tuhan.
Tubuh dan hidup mereka dikuatkan dan disegarkan oleh Firman Allah. Tuhan Yesus adalah Roti Surgawi dan Air Hidup yang memuaskan hidup orang banyak.
Sama seperti Musa selama empat puluh hari hidup dalam persekutuan dengan Allah di Sinai. Musa tidak makan dan tidak minum. Firman Allah berkata: "Dan Musa ada di sana bersama-sama dengan Tuhan empat puluh malam lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air... Musa ketika ia turun dari gunung itu (Sinai)... Kulit mukannya bercahaya oleh karena ia telah berbicara dengan Tuhan (Kel. 34:28-35).
Betapa mulia dan bahagia orang yang jiwanya tertarik dan rindu mengikut Yesus. Lalu senantiasa hidup dalam persekutuan dengan Dia.
Abraham telah keluar dan meninggalkan segala sesuatu, karena ia mendengar panggilan Tuhan dan mau hidup bersama-sama dengan Dia. Sama seperti Matius yang mengikut Tuhan Yesus, telah meninggalkan uang hasil cukainya.
Jika seandainya Elia melemparkan jubah, kenabiannya yang berpengaruh itu kepada kita, maka dengan pasti kitapun akan mengikutinya.
Sama seperti orang banyak yang telah mengikut Yesus orang Nazaret itu.
I. Yesus yang memperhatikan.
Hatiku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Dan jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh." (ay 2, 3) Ada keperluan.
"Mereka tidak mempunyai makanan". (ay 1) Mereka berada di padang belantara. Sunyi. Tidak ada apa-apa. Usaha apapun sia-sia. Tidak mungkin. Tiada sesuatu yang dapat dimakan oleh mereka. Jiwa yang telah dibangkitkan. Iman yang hidup mengesankan Tuhan Yesus dalam anugerah dan kasihNya telah memimpin kita ke tempat yang sunyi.
Padang belantara yang tiada apa-apa. Kita dapat melihat Dia menolong kita dengan kuasa-Nya yang ajaib. Segala keperluan dan kebutuhan kita dipenuhiNya. Betapa Yesus mengasihi kita.
"Hatiku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu." Selama tiga hari mereka bersama-sama dengan Tuhan Yesus. Bukan saja Tuhan menghitung hari, juga memperhatikan kebutuhan mereka yang paling penting.
Kemiskinan hidup dan tiada pertolongan lagi. Hal inilah yang menggerakkan hati Tuhan Yesus. Ia bersimpati dan berbelas kasihan. Betapa Yesus mengasihi mereka. Tuhan Yesus juga mengetahui kebutuhan saudara. Dan Ia mengasihi dan memperhatikan Saudara.
Asalkan jiwa kita selalu haus dan lapar akan kebenaran Firman-Nya. Rindu mencari persekutuan dengan Dia setiap waktu. Berharap pada-Nya, tidak akan dikecewakan. Selalu memandang Yesus yang mengadakan iman dan menyempurnakan iman kita yang sering goncang dan lemah. Kerinduan, harap dan aman menjadi pintu gerbang untuk masuk ke dalam Anugerah Allah yang berlimpah-limpah.
Anak terhilang di negeri asing merasa tidak ada seorang pun yang mengasihinya, namun belas kasihan Bapa mengikutinya ke manapun ia pergi.
Ini cukup baginya. Suatu anugerah Allah yang amat besar dan tiada taranya.
"Dan jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan..." Jika Tuhan Yesus menyuruh orang yang lapar itu pergi, ke manakah mereka akan pergi.
Jikalau kitapun, disuruh pergi dengan tangan kosong oleh Yesus, maka kita akan pingsan dan binasa di padang belantara dunia yang sunyi ini. Tidak seorangpun yang berbelas kasihan. Masa bodoh. Hanya Yesus yang memperdulikan kita. Dia memuaskan kita dengan kebaikan-Nya.
Yesus merasakan penderitaan, kelemahan dan cobaan yang kita hadapi dengan penuh belas-kasihan (Ibr. 4:15, 16).
Ini adalah suatu anugerah Tuhan untuk saudara dan saya. Maukah saudara menerima?
II. Yesus mengetahui
Murid-murid tidak mengetahui apa yang mereka harus buat. Bingung murid-murid menjawab.
"Bagaimanakah di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?"
Murid-murid sadar kebutuhan orang banyak, namun mereka tidak sanggup berbuat apa-apa. Inilah pemikiran secara duniawi atau manusiawi. Tidak sanggup. Tidak bisa. Tidak berdaya. "Jangan kamu bersandar kepada akal budimu."
Buntu. Sebenarnya manusia membutuhkan Roti Surgawi, namun manusia telah menipu dirinya dengan kesenangan duniawi untuk melupakan kelaparan dan kehausannya. Inilah kesia-siaan.
Bahkan hiburan semacam ini membawa manusia kecelakaan. Kepuasan hidup, hanya ada di dalam iman percaya kepada Yesus.
Murid-murid tidak tahu dan sadar, bahwa di hadapan mereka itu ada Yesus, yang berkuasa menolong.
Melupakan atau tidak ingat pada Yesus berarti kebingungan dan kepanikan. Yesus ada dekat dengan saudara. Dia ada di tengah-tengah krisis kekurangan anggur pesta kawin di Kana. Mengapakah saudara tidak datang kepadaNya? Tidak berpikir dan ingat Yesus?
.... bersambung