Komitmen Terhadap Keluarga Anda
Sambungan Minggu, 1 Maret 2015
DR. Nick & Nancy Stinnett; Joe & Alice Beam
2. Komitmen Pada Setiap Individu
Komitmen bukan hanya pada keluarga sebagai persatuan antara suami dan isteri; dalam keluarga yang kokoh, hal itu juga ada di antara setiap individu dalam keluarga. Seperti seorang ibu dari Florida mengomentari,
Setiap orang menjadi bagian dari keluarga dan setiap bagian itu berharga.
Komitmen semacam ini membantu setiap orang dalam keluarga merasa berharga dan aman. Seorang isteri dari Illinois memberi wawasan sebagai berikut :
Kira-kira sepuluh tahun yang lalu, setelah terserang penyakit fisik dan bertukar pekerjaan, sesuatu terjadi pada saya - yang menghantam mental dan emosi saya. Saya kira saya menderita sakit mental. Saya kehilangan kontrol atas hidup saya dan mengalami depresi yang sangat berat sehingga tidak dapat berfungsi.
Mungkin tidak ada orang yang pernah tahu alasan mengapa itu terjadi, tetapi saya bisa mengatakan bahwa keluarga saya tidak pernah meninggalkan saya. Suami saya mencari terus sampai menemukan tim dokter yang hebat untuk menyembuhkan penyakit saya. Dengan pertolongan mereka, ia menemukan seorang konselor. Ia harus melakukan itu karena orang yang mengalami depresi tidak memiliki energi atau inisiatif.
Anak perempuan saya mengatur kembali jadwal rencana agar dapat mengantarkan saya sejauh empat mil ke Springfield untuk sesi konseling mingguan saya. Ia selalu merencanakan sesuatu yang khusus dalam perjalanan kami ke kota - berbelanja, makan siang, atau kunjungan ke museum - yang dapat membangkitkan semangat saya.
Kakak saya datang dua atau tiga kali seminggu ke rumah. Katanya untuk minum kopi atau ngobrol, tetapi ia selalu membereskan dapur, mencuci, memotong rumput, atau membersihkan ruangan selagi di sana.
Setelah beberapa minggu mengalami depresi hebat, saya mulai merasa lebih baik. Kesembuhan total saya memakan waktu hampir setahun.
Saya berterima kasih tidak terhingga kepada beberapa teman dekat saya dan pada gereja atas pertolongan mereka dalam proses penyembuhan saya. Khususnya, saya berterima kasih kepada keluarga saya. Walaupun sakti; saya selalu menyadari adanya dukungan dan kesabaran mereka.
Anggota keluarga yang kuat menyatakan komitmen satu sama lain - bukan hanya dengan kata-kata melainkan dalam investasi waktu dan energi. Komitmen mereka sungguh nyata.
Kisah dari keluarga kokoh lainnya menggambarkan hal ini. Mary dan Rob telah menikah selama 28 tahun dan mempunyai tiga anak. Anak tengah, Erin, sekarang berusia 24, mengalami pertumbuhan mental yang lambat. Sejak ia lahir, mereka bersatuu sebagai keluarga untuk menolong Erin menjadi sebaik mungkin, seperti dilakukan untuk anggota keluarga lainnya. Mary mencurahkan banyak waktu untuk program tetapi rumah secara intensif sewaktu Erin masih kecil. Kakak Kit dan isterinya mengikutsertakan Erin dalam liburan tiap tahun dan merencanakan aktivitas khusus yang diminatinya. Adik Judy menolong Erin memperoleh pekerjaan dan membantunya sampai ia dapat melakukannya sendiri. Seluruh keluarga aktif dalam berusaha menolong orang dengan kebutuhan khusus. Mary mengatakan mengenai komitmen mereka satu sama lain:
Kami sebuah tim, keluarga adalah jantung dan pusat pikiran kami. Kami siap membantu karena jika salah satu dari kami menderita, kami semua terluka. Masing-masing di antara kami itu sangat berarti, sepert the Three Musketeers - "Satu untuk semua dan semua untuk satu!"
Konsep komitmen sama nilainya sekarang seperti dalam jaman dulu. Di masa lalu, ada pengertian bahwa setiap keluarga mengurus anggota - juga para ibu, janda dan bibi - sehingga perkumpulan agama dapat mengkonsentrasikan diri pada mereka yang tidak mempunyai keluarga sendiri. Keluarga yang kokoh mengurus dirinya sendiri. Masing-masing dan semuanya.
I. Saling Memberi 100 Persen
Mengetahui bahwa anggota dalam satu keluarga saling komit akan membantu setiap orang merasa dimiliki. Seorang wanita muda mengatakan demikian:
Saya dibesarkan dalam keluarga brengsek, jadi saya tahu sedikit mengenai keluarga demikian. Sejauh saya dapat menggambarkannya, sebuah keluarg hancur ibarat sebuah saringan. Orang mengalir masuk dan mengalir keluar. Kalau Anda keluar tidak ada yang peduli.
Sekarang saya berada di tengah keluarga bahagia. Suami saya dan keluarganya orang-orang yang baik. Memang tidak mudah masuk dalam keluarganya. Keluarga yang kokoh itu tertutup. Bukan tidak bersahabat, tetapi Anda segera dapat merasakan saling mengasihi dan saling memperdulikan antar mereka, dan mereka tidak akan dengan mudah membiarkan saya pergi, karena saya sudah termasuk dalam keluarga itu.
Seorang pria dari Oklahoma mengomentari saling keterlibatan dalam kehidupan masing-masing:
Saya ingin menyebutnya sebanyak 100% untuk yang lain. Sebuah kecelakaan di masa kanak-kanak saya menggambarkan komitmen itu. Saya berusia empat tahun dan kami bertempat tinggal di peternakan di Alabama. Rumah kami terletak di atas bukit beberapa kilometer dari jalan besar yang ramai. Pada suatu hari di musim panas, ibu saya mengatakan bahwa ia akan jalan ke kotak pos, yang terletak persis di seberang jalan besar, untuk mengambil surat-surat. Ia bertanya apakah saya mau ikut. Saya sibuk bermain dan mengatakan dengan yakin bahwa saya tidak mau. Saya mengamatinya berjalan menuruni bukit. Pada waktu ia mendekati kotak pos, saya berubah pikiran dan mulai berlari kencang. Sambil lari saya berteriak "saya datang, saya datang!" Apa yang terlintas dalam pikirannya adalah ketakutan luar biasa sewaktu ia berbalik dan melihat saya mendekati jalan besar. Karena ia juga melihat sebuah mobil - yang tidak saya lihat - mendekat dengan kecepatan tinggi. Ia tahu pada saat itu juga bahwa saya tidak akan berhenti dan pasti akan ditabrak. Ia melempar surat-surat, berlari kencang melewati jalan mobil yang mendekat dan menyambar saya. Kami berdua jatuh di bahu jalan. Mobil - yang sama sekali tidak mengurangi kecepatan - hampir-hampir mengenai kami. Ibu saya hampir mati untuk menyelamatkan saya.
Saya sering mengingat kejadian itu. Itu adalah kisah favorit saya sewaktu kecil. Saya senang mendengar kisah itu berulangkali. Sewaktu lebih dewasa, kami berkelakar mengenai kegesitan ibu. Tetapi seperti telah diperkirakan, juga di saat-saat saya berbeda pendapat dengan ibu atau jengkel karena sesuatu yang dilakukannya, saya tidak pernah menyangsikan - 100% komitmennya pada saya.
2. Berbagi Tujuan
Dalam keluarga yang kokoh keterlibatan anggota dalam kehidupan masing-masing juga tercermin dalam tujuan mereka berbagi bersama. Tujuan bersama itu mendorong komitmen dengan memberi arahan dan makna pada keluarga. Setiap orang mempunyai bagian dan tempat yang cocok dalam mengejar tujuan keluarga. Tidak saja setiap anggota dipelihara, ia sendiri juga merasa puas menyumbang pada keluarga sebagai suatu keseluruhan.
Kadang-kadang kekuatan keluarga ada dalam tujuannya, di saat lain keluarga mengejar bersama suatu tujuan tertentu.
Sebuah keluarga yang baik, bahagia, berhasil - apapun namanya - penting bagi kami. Setiap kali kami menyimpang dari tujuan, kami mengingatkan diri dan kembali ke jalur yang benar.
Tujuan kami sebagai sebuah keluarga meliputi menjalankan bisnis ini dan merasa senang jika tugasnya selesai.
Kami bersatu dalam banyak proyek. Pada saat ini kami melatih anjing baru kami dan melakukan renovasi di halaman belakang.
...bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.