IRI HATI
Kej. 4 : 1 - 16
Pdt. Prof. DR. S.J. Sutjiono
Ibu Har adalah seorang yang mempunyai sifat iri hati. Selalu ingin melebihi dan tidak mau kalah dengan orang lain. Misalnya dalam segala perabotan rumah tangga, perhiasan, pakaian dan sebagainya. Ia selalu ingin yang lebih besar atau lebih mewah dari orang lain. Oleh karena itu untuk mendapatkan hal tersebut diatas, ia mengusik suaminya terus menerus untuk membelikannya. Pada waktu tetangganya membeli TV berwarna, Ibu Har merengek-rengek pada suaminya untuk dibelikan TV berwarna yang lebih besar. Tetangga lain membeli buffet model terbaru, kembali ibu Har terus menerus mendorong suaminya untuk membelikan buffet seperti milik tetangganya dengan ukuran yang lebih besar. Semua didapat oleh suaminya dengan cara kredit atau berhutang.
Di daerah lingkungan ibu Har ada 4 orang ibu yang sedang mengandung anak pertama, termasuk ibu Har. Dokter menyarankan agar bayi yang dikandungnya jangan terlalu besar. Ibu pertama melahirkan bayi dengan berat badan 2,7 kg. Yang kedua 2,5 dan yang ketiga 3,0 kg. Ibu Har selalu menjenguk ketiga tetangganya yang melahirkan, dan ibu Har selalu berkomentar bahwa bayi-bayi yang telah dilahirkan kurang normal berat badannya, tidak sehat dsb. Kemudian ia berkata : "Coba lihat nanti kalau bayi saya lahir, pasti paling besar diantara ketiga bayi ibu-ibu lainnya, sehingga banyak orang menyangka anak kembar.
Kini giliran ibu Har melahirkan. Selama delapan hari ia berada di rumah sakit, tetapi bayinya belum juga lahir. Meskipun sudah diinfus dan juga diberi obat perangsang, namun hasilnya nihil. Satu-satunya jalan, dokter melakukan operasi; dan bayi yang dilahirkannya mempunyai berat badan 4,5 kg.
Pak Har menceritakan kepada tetangga-tetangga yang menjenguk, bahwa ibu Har rupanya diam-diam meminum vitamin tiga kali lipat dari jumlah yang disarankan dokter. Ia terlalu banyak tidur-tiduran, agar berat badan bayinya melebihi ketiga bayi tetangganya. Meskipun dokter dan suaminya sudah berkali-kali memperingatinya, tetapi ia tidak mau mendengarkan; akhirnya ia menyesal. Inilah akibat keinginannya yang selalu hendak bersaing dan iri hati menyebabkan ia mengalami kesulitan bersalin yang membahayakan jiwanya.
Manusia selalu tergoda oleh jiwa persaingan. Jika kalah dalam persaingan, maka timbul iri hati dan akhirnya pembunuhan. Lalu bagaimana agar kita mempunyai hati yang tidak iri hati dan tidak dengki? Kita harus mempunyai jiwa yang besar. Sebenarnya banyak cerita tentang orang yang iri hati di dalam Alkitab, yang pada akhirnya orang yang iri hati itu menanggung akibatnya yang amat pahit bagi dirinya sendiri, bahkan kebinasaan. Iri hati dan dengki adalah dosa di hadapan Tuhan. Barangkali cerita Kain dan Habel sangat menarik untuk kita pelajari.
I. Dua orang yang berbeda (ay 1 - 2)
Kain artinya tukang besi atau lembing/tombak. Kain adalah putera sulung dari Adam dan Hawa. Ia menjadi petani yang mengerjakan sawah. Waktu Hawa melahirkan Kain, ia berkata : "Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN."
Persangkaan dari Adam dan Hawa, bahwa Kain adalah orang yang dijanjikan oleh Tuhan yang telah jadi dari benih (Kej. 3 : 15).
Juga persangkaan dari iblis, bahwa Kain adalah orang yang jadi dari benih perempuan dan berbahaya bagi ular dan iblis. Maka itu, iblis berusaha untuk menghancurkannya. Ternyata mereka salah duga, benih perempuan adalah Tuhan Yesus yang akan menghancurkan kepada iblis di Golgota.
Dalam Perjanjian Baru : Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar (I Yoh. 3:12). Jadi Kain adalah orang yang jahat atau tipe orang yang berdosa. Jadi semua dosa itu (termasuk pembunuhan), dimulai di dalam hati seseorang. Kain juga tipe guru palsu : Celakalah mereka, karena mereka mengikuti jalan yang ditempuh Kain (Yudas 11).
Habel artinya nafas atau padang rumput; adalah putera kedua Adam dan Hawa. Ia menjadi penggembala kambing domba yang pertama. Habel dibenci dan dibunuh oleh Kain. Habel orang pertama yang mati syahid demi imannya.
Pekerjaan Kain dan Habel berbeda. Kain seorang petani sedangkan Habel seorang gembala. Dua orang itu berbeda bakat, karunia dan pekerjaannya. Masing-masing ada pekerjaannya, berkatnya dan rezekinya dari Tuhan. Kita tidak dapat iri hati satu dengan yang lainnya.
Tuhan itu adil dan baik, kepada kita masing-masing diberikanNya berkat yang berbeda-beda, juga karunia dan talenta. Kepada orang yang diberi banyak, akan dituntut banyak pula. Jadi iri hati terhadap orang lain tidak ada gunanya, bahkan dapat merugikan diri sendiri.
2. Dua sikap Tuhan yang berbeda (ay 3 - 5)
Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada Tuhan sebagai korban persembahan ... tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkanNya."
Ada empat hal yang menyebabkan persembahan Kain ditolak :
PERTAMA : Tidak mempersembahkan dengan iman. Kain tidak percaya kepada Tuhan. Firman Tuhan berkata: Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh2 mencari Dia (Ibr. 11:6)
Bagaimana sikap anda dalam memberi persembahan untuk Tuhan? Apakah dengan iman dan sukarela atau dengan terpaksa? Bagaimanakah sikap anda dalam kebaktian: apakah dengan iman dan tulus hati, atau karena kebiasaan saja dan rutin? Apakah anda senantiasa percaya bahwa dalam kebaktian Yesus hadir bersama, sesuai dengan perjanjianNya dimana dua atau tiga orang berkumpul dalam namaNya. Ia berada di tengah-tengah kita?
KEDUA : Ia bersandar pada dirinya sendiri. Ia yang mengerjakan tanah yang keras, harus dicangkul dengan jerih payah dan berkeringat, sehingga mengeluarkan buah dan berhasil. Ia memandang hasil tanah itu bukan sebagai berkat, tapi sebagai hasil kebiasaan dan jerih payahnya.
Bagaimanakah pandangan anda sebagai pelajar atau mahasiswa yang berhasil dalam studi anda: apakah sebagai berkat Tuhan atau kepandaian anda? Bagaimanakah pendapat anda terhadap keuntungan yang akan anda peroleh sebagai pengusaha? Sebagai seorang ibu yang berhasil mendidik anak-anak anda? Sebagai seorang karyawan yang selalu naik jenjang jabatan? Apakah semua itu sebagai hasil kemampuan anda atau berkat Tuhan?
KETIGA : Ia tidak rela memberi. "Bukankah hasil tanah ini sebagai hasil usahaku dan sekarang harus dipersembahkan kepada Tuhan?"
Banyak orang Kristen yang tidak rela membawa perpuluhan ke dalam rumah Tuhan. Ada yang memberi persembahannya dengan terpaksa dan memberi ala kadarnya saja, walaupun ia sudah menerima berkat Tuhan dengan berkelimpahan. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita (II Kor. 9:7)
KEEMPAT : Ia memberi dengan bersungut-sungut dan mencari pujian, bukan karena mengasihi Tuhan. Ia tidak memandang persembahan itu sebagai korban syukur kepada Allah yang telah memberkatinya.
Orang Farisi kalau hendak memberikan persembahan di bait Allah, ia meniup terompet sampai orang2 berkumpul, baru ia memberi. Tuhan Yesus mengajar kita, jika kita memberi persembahan dengan tangan kanan, janganlah hendaknya diketahui oleh tangan kiri. Motivasi kita harus jujur dan tulus. Berikanlah kepada Tuhan apa yang Tuhan punya. Kita memberikan persembahan, karena kita mengasihi Tuhan.
Orang bisa memberi persembahan tanpa kasih, tetapi bagi orang yang mengasihi Tuhan pasti ia selalu mau memberikan yang terbaik bagiNya. Dalam hidup ini Tuhan telah mengaruniakan segala hal yang kita perlu, maka sebagai tanda syukur kita memberikan persembahan berupa sebagian berkat yang asalnya dari Tuhan, dengan sukacita dan ucapan terima kasih kepadaNya.
Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya, maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu (ay 4). Korban Habel diterima oleh Tuhan. Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain.
Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati (Ibr. 11:4)
Ada lima hal yang menyebabkan persembahan Habel diterima :
PERTAMA : Ia mempersembahkannya dengan iman bahwa Tuhan hidup.
KEDUA : Ia memberikan yang terbaik untuk Tuhan. Bukan uang robek, yang tidak laku diterima oleh tukang sayur atau toko swalayan, lalu dimasukkan ke dalam kolekte. Ada orang menganggap gereja seperti gudang penampungan barang-barang bekas yang tidak laku lagi.
KETIGA : Ia melihat sebagai berkat, anugerah dan karunia Tuhan bila kambing dombanya dapat bertambah-tambah.
KEEMPAT : Ia memberikan dengan sukarela dan sukacita, tanda syukur kepada Tuhan yang sudah memberkatinya setiap waktu.
KELIMA : Hati Habel dihadapan Allah. Tuhan tidak menghendaki persembahan anda karena Tuhan dan pekerjaanNya tidak tergantung kepada manusia. Dia yang memiliki segala sesuatu, bahkan langit dan bumi dengan segala isinya. Tuhan menghendaki hati dan hidup anda yang beriman dan benar di hadapanNya. Jika hati dan hidup anda benar, maka Allah berkenan akan apa yang anda persembahkan kepadaNya.
Ada orang Kristen yang menganggap bahwa Allah itu dapat disuap dengan uang atau persembahan. Allah berkata : "Aku muak dengan persembahanmu." Allah menghendaki iman anda, sebab Ia tidak dapat dilihat, Ia menghendaki iman anda, sebab Ia tidak dapat dilihat. Ia menghendaki hidup yang suci, sebab Allah itu suci adanya.
3. Dua hati orang yang berbeda (ay 5 - 8)
Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. Firman Tuhan kepada Kain : "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya." Kata Kain kepada Habel, adiknya : "Marilah kita pergi ke padang." Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia."
Berawal dari iri hati, akhirnya Kain membunuh adiknya. Dosa dimulai di dalam hati Kain yang merasa sangat panas, sebab korban persembahannya tidak diterima. Lalu dinyatakan pada wajahnya yang muram. Tuhan menegur Kain : "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram?"
Namum Kain tidak memperdulikannya. "Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu."
Tuhan memperingatkan Kain seperti seorang Bapa yang mengasihi anaknya. Ia tidak memaksa, melainkan memberi kebebasan kepada manusia untuk memilih dengan tanggung jawab. Ia berkata : "Tengok iblis dan dosa sangat menggoda dan rindu akan engkau, tetapi engkau harus mengalahkannya." Seharusnya Kain membatalkan niatnya yang jahat untuk membunuh adiknya, sebab teguran Tuhan. Namun sebaliknya, Kain membunuh adiknya.
Tuhan Yesus menyatakan Habel sebagai orang yang tidak bersalah/orang benar (Mat 23:35). Darah Habel yang menuntut balas (Ibr. 12:24). Di Perjanjian Lama berbeda dengan darah Yesus yang menyucikan dosa dan mengampuni. Sebab imannya, Habel merupakan orang pertama yang mati syahid. Kain dihukum oleh Tuhan karena iri hati. Dalam iri hati, setan diberi tempat untuk bekerja lebih jauh, yakni membunuh. Jika kita dengki atau iri hati berarti kita telah membunuh orang lain.
Kain menjadi pengembara yang selalu resah ketakutan, sebab ia telah membunuh orang. Kain bukan saja dihukum oleh Tuhan, tetapi juga oleh hatinya sendiri. Hal ini membuatnya teramat sulit. Mengapakah anda iri hati terhadap orang lain? Apakah untungnya bagi anda? Bukankah setiap orang menerima berkat atau bagian yang bersumber dari Tuhan? Mengapakah anda dengki terhadap berkat orang lain? Bukankah hidup kita seperti lilin terang yang menyala? Biarlah Dia semakin bertambah dan kita semakin berkurang.
Amin.
Sumber: Warta Jemaat GKRI Jemaat Mangga Besar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.