Minggu, 11 Januari 2015

Renungan 11 Januari 2015

Apa Yang Membuat Sebuah Keluarga Kokoh, Sehat dan Bahagia
Sambungan Minggu, 28 Desember 2014

DR. Nick & Nancy Stinnett; Joe & Alice Beam

1. Apa Yang Sangat Penting Tentang Keluarga
Pertanyaan itu bisa dijawab dengan sebuah ilustrasi sejarah Israel. Anda masih ingat kisah Ester, yang ditempatkan Allah sebagai ratu sehingga ia bisa menyelamatkan rakyat Israel dari kehancuran total. Suami Ester, Raja Xerxes, dimanipulasi oleh Haman yang jahat untuk menandatangani perjanjian yang secara efektif akan mengakhiri keturunan Nabi Isa dan menghalangi kedatangan Nabi Isa berabad-abad kemudian. Apakah Xerxes atau Haman memahami akibat dari pemusnahan bangsa Yahudi atau tidak, namun rakyat Yahudi mengetahui dengan pasti. Mereka tahu bahwa Nabi Isa belum datang dan apabila bangsa mereka dihancurkan, rencana Allah untuk mengirim Nabi Isa akan terganggu.
Tentu saja, Allah mengawasi dan tidak akan membiarkan malapetaka itu terjadi.

Dan karena itu, ia menempatkan Ratu Ester, seorang Yahudi, di istana raja. Agar mengerti tanggung jawabnya, melalui keponakannya Mordekai disampaikan,. "Sebab sekalipun engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain, dan engkau dan pihak keluargamu akan binasa. Siapa tahu, mungkin justru untuk saat seperti sekarang ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu.
Sepintas lalu kisah ini nampaknya tidak relevan dengan pentingnya memelihara keluarga. Tetapi setelah dipikir lebih mendalam mudah terlihat bahwa kisah ini mempunyai nilai moral yang dapat diterapkan pada ayah dan ibu sekarang ini seperti juga diterapkan pada Ester beberapa abad yang lalu. Banyak kekuatan yang pada saat itu bekerja, memecah belah keluarga, menghancurkan unit dasar dari seluruh peradaban.
Kita tidak boleh membiarkan hal itu terjadi. Tuhan memanggil kita seperti Tuhan memanggil Ester untuk melindungi dan memelihara keluarga kita.
Sepanjang sejarah, keadaan keluarga menentukan keadaan individu dan bangsa. Jika Anda pikir bahwa itu suatu pernyataan mahabesar, pertimbangan pola yang terlihat dalam bangkit dan jatuhnya masyarakat seperti Mesir Kuno, Yunani dan Roma. Ketika bangsa-bangsa itu berada di puncak kekuasaan, keagungan dan kemakmurannya, keluarga mempunyai nilai tinggi dan kokoh. Tetapi sejarah menunjukkan bahwa pada waktu kualitas hidup keluarga memburuk, pada saat itu juga kekuatan bangsa ikut memburuk.
Hal yang sama juga berlaku sekarang ini. Sehari-hari kita dikonfrontasikan dengan bukti bahwa kualitas hidup keluarga maha penting bagi kebahagiaan, kesejahteraan emosional, dan kesehatan mental kita. Bahkan tidak ada pertanyaan lagi tentang itu. Kita ketahui bahwa hubungan tidak baik dalam keluarga ada kaitannya dengan banyak masalah dalam masyarakat.
Beberapa tahun lalu, di Little Rock, Arkansas, seorang pekerja sosial mempertemukan pimpinan dua geng yang telah menyebar di sana dari Los Angeles. Anda mungkin pernah mendengar tentang mereka - the Crips and the Bloods. Ketika dua pemuda yang marah itu duduk berhadapan di atas podium di depan hadirin yang terdiri dari pekerja sosial, pengacara, korban kejahatan, dan pendidik, mereka dibanjiri pertanyaan tentang cara mereka beroperasi dan mengapa semua itu dilakukan. Akhirnya, dengan putus asa, seorang di antara hadirin bertanya, "Apa yang perlu dilakukan untuk menghabisi kalian? Menghalau geng kalian ... bahkan memberantasnya habis!"
Ruangan itu menjadi hening ketika salah satu dari anggota geng mendekati mikrofon dan mengucapkan kata-kata mengejutkan ini : "Coba Anda beri kami keluarga yang lebih baik maka kami tidak akan membutuhkan geng lagi. Teman geng saya adalah satu-satunya keluarga yang saya miliki."
Apabila yang dikatakannya benar, maka ada orang yang benar-benar telah mengecewakan anak muda ini - dan kawan-kawannya. Apakah Ibunya? Atau Ayahnya? Atau bahkan kakak laki-laki atau perempuannya? Kita juga dapat memasukkan nenek/kakeknya atau Paman dan bibinya. Bagaimana juga, mereka yang seharusnya merupakan keluarga bagi anak muda ini dan anggota yang seharusnya merupakan keluarga bagi anak muda ini dan anggota geng lainnya telah gagal melakukannya.
Dan bangsa kita perlahan-lahan hancur dibuatnya.
Masalah geng bukan masalah kita satu-satunya - walaupun jumlahnya senantiasa bertambah. Memperparah kerusakan merupakan kenyataan bahwa sekarang itu banyak orang tidak memiliki hubungan emosional dengan orang lain. Orang tidak mempunyai dukungan emosional dari keluarganya, tidak ada keterkaitan dengan masa lalu, dan tidak mempunyai sarana untuk membangun masa depan. Para pemuda mulai membangun keluarga barunya dengan membawa sejumlah besar permasalahan emosional, spiritual dan material - semuanya bersumber pada akar yang sama: yakni kurangnya dasar keluarga yang kokoh.
Tidak hanya di perumahan kumuh di Little Rock, Los Angeles, atau Chicago, kita melihat masalah-masalah ini. Masalah ini juga terdapat di kota-kota satelit kaya di Atlanta, Omaha dan Palm Beach. Di kota-kota yang lebih kecil - seperti Littleton, Colorado dan Paducah, Kentucky. Terdapat sejumlah besar remaja yang akan masuk universitas - yang belum bergabung dengan geng atau menembak orang lain - yang merasa kosong jiwanya dan haus akan kasih sayang keluarga.
Kita harus mengakhiri ini. Dan satu-satunya tempat untuk menghentikannya adalah dalam keluarga sendiri. Di sanalah pergumulan harus dimulai.
Ester mengungkapkan perasaan kepada suaminya yang harus juga kita rasakan: "Bagaimana hamba dapat melihat malapetaka yang menimpa bangsa hamba dan bagaimana hamba dapat melihat kebinasaan sanak saudara hamba?"

... bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.